Diposkan pada Jepang, Memories, Overseas, Travelling, Turki, Uncategorized

Camii Mosque: Beautiful Mosque with Turkish Culture in Japan

Bismillahirrahmanirrahiim…

53352587_2330104383875538_2819830129302175744_n
Interior ruangan bagian atap masjid. Dok: Rahmi Rahmatillah

Sepertinya di tanah air, sedang rame-ramenya pemberitaan artis terkenal yang menikah di masjid Camii (東京ジャーミイ), Jepang. Nah, di postingan kali ini saya akan berbagi tentang gambaran masjid Camii ini. Masjid Camii ini terletak di Shibuya, Tokyo. Masjid terbesar di Jepang, dengan bangunan unik nan cantik ala gaya arsitek Turki. Alamat masjid ini di 1-19 Oyama-cho, Shibuya-ku, Tokyo 151-0065, JAPAN.

af51162f-b8d5-4b65-aef8-b733d0950476
Dok: Rahmi Rahmatillah

Waktu itu kami mengunjungi masjid ini saat ke Tokyo di musim panas tahun  2017 lalu. Konon pada awal berdirinya masjid ini bergabung dengan sekolah yang berdekatan dengan masjid ini yaitu pada tahun 1938 oleh para imigran Baskhir dan Tatar asal Rusia yang datang ke Jepang. Jika kita lihat gaya arsiteknya, memang khas Turki. Ornamen yang cantik dan indah dan beberapa hiasan kaligrafinya.

53152882_383559499107523_3806445758564007936_n
Di dalam masjid. Dok: Rahmi Rahmatillah

52893689_588648528265907_7660225295135277056_n52884277_638340453284489_8815845198845181952_n

53761169_538136643345371_1825310656409108480_n
Di pintu masuk ke ruang souvenir. Dok: Rahmi Rahmatillah

Saat kami ke sini, kami naik JR Lokal Chiyoda line dari stasiun Shibuya (setelah melihat hachiko) untuk kemudian berhenti di stasiun Yoyogi-uehara. Dari stasiun kami berjalan sekitar 5 menit untuk sampai ke masjid. Untuk area wudhu kami harus turun ke lantai bawah, yang dari luar penampakannya tidak seperti arah toilet. Dan untuk perempuan, tempat salatnya di lantai atas. Dilarang makan, minum, dan tidur di masjid ini. Ada hal menarik lainnya yaitu disediakannya pakaian tertutup, dan kain untuk penutup sebagaimana hijab yang harus digunakan pengunjung yang belum berbusana sesuai aturan islam.

52956293_412768952625037_8885050182979289088_n
Masjid Camii dari Seberang Jalan. Dok: Rahmi Rahmatillah
53160411_300345627293544_3710852040096743424_n
Baju yang harus dikenakan pengunjung bila berbusana minim. Dok: Rahmi Rahmatillah
53397856_361810197998739_3595785970701565952_n
Tangga ke bawahnya menuju toilet. Dok: Rahmi Rahmatillah
53323518_609811802815436_9092238778273103872_n
Tempat donasi dan kain penutup kepala. Dok: Rahmi Rahmatillah

Lalu berdekatan dengan masjid, ada tempat souvenir dan ruangan seperti perapian dengan bendera Turki dan Jepang yang dipasang berdampingan. Bahkan disediakan kumpulan doa dalam bahasa Inggris, Arab, Turki dan Jepang. Dan ada kartu pos cantik ala masjid Camii di tempat souvenir ini. Alhamdulillah, semoga bisa kembali ke tempat ini lagi nantinya.

52918142_818296438503414_4042254843392294912_n
Masih di ruang souvenir. Dok: Rahmi Rahmatillah
53192456_372773709985330_734663690808197120_n
Bendera Jepang-Turki. Dok: Rahmi Rahmatillah
53531860_291199024908717_705245402508558336_n
Ruang perapian ala Turki di ruang souvenir. Dok: Rahmi Rahmatillah

Diposkan pada Turki

Wawancara Beasiswa Turki (Part 2)

Oke, sekarang aku mau cerita tentang pengalamanku untuk wawancara beasiswa ini. Aku dan Imas ternyata lolos, dan mendapatkan jadwal di hari yang sama. Hanya beda jadwal saja. Aku pagi, dia sore. Saat itu aku berpikir enak juga dia. Nggak mesti takut terlambat, karena bisa berangkat dari Bandung sekitar jam 6 pagi. Selain itu minimal dia bisa tanya-tanya ke orang-orang yang sudah wawancara.

Aku kebagian jam 11 pagi. kalau berangkat dari Bnadung artinya harus berangkat nyubuh. Selain itu aku belum tahu lokasi kedutaan. Mbah Google bilang sih di Kuningan, Jakarta Selatan. Intinya di kawasan itu memang tempatnya kedutaan-kedutaan. Saat itu yang bisa aku andalkan adalah teteh yang ngekos di Jl Sensus, samping Sekolah Tinggi Ilmu Statistika (STIS) Jakarta Timur. Aku berencana menginap malam harinya, sehingga bisa berangkat pagi dan mengecek lokasi terlebih dahulu.

Wawancara itu mengharuskan kandidat membawa fotokopi dari ijazah dan ktp yang kami punya. Unfortunately, KTP aku kecopetan saat di pasar malam dan belum sempat diurus. So, daripada berangkat dari Bandung mending aku pulang dulu ke Sukabumi sambil ngurus KTP dan menyiapkan dokumen lainnya. Saat itu aku agak was was juga, apakah dokumen harus diterjemahkan atau tidak. tapi temanku bilang, nggak usah aja. Tidak lupa kubawa transkrip nilai dan beberapa piagam penghargaan. Akhirnya sore hari, tanggal 9 Juli aku berangkat ke Jakarta.

Dari Kampung Rambutan, aku naik busway  dan berhenti di Bidara Cina. Tetehku sudah nampak di kosannya. Malam hari aku manfaatkan dengan membaca beberapa teknik wawancara, dan  searching apa saja yang akan ditanyakan. Sempat juga aku baca tentang beberapa sejarah, kota-kota, kebudayaan Turki. Siapa tahu nanti akan ada pertanyaan yang menjurus ke sana.  

Pagi hari aku bersiap-siap berangkat. teteh belum bisa mengantar, karena masuk kerja di kantor BPS. Tapi dia janji akan menyusul pas jam istirahat. Aku pun nekad pergi dengan tulisan panduan dari teteh. Sekitar pukul 8 pagi aku sudah tiba di halte kuningan. Dengan was-was dan celingukan aku berpikir harus ke arah kanan/ kiri. Mengikuti intuisi yang ada, kuputuskan untuk ke arah kiri. Dan alhamdulilah, ternyata kedutaan Turki terlihat.

Gerbang kedutaan masih nampak tertutup. Di depan ada dua orang, laki-laki dan perempuan. Kupikir mereka pasangan suami istri. Aku pun bertanya ke satpam, dan mereka bilang sekitar jam 9 an baru akan dipersilakan masuk. Sambil menunggu, aku mengajak mereka mengobrol. Nama Ibu itu Lona. Dia apply beasiswa S3 untuk Computer science. Dan bapak memang hanya mengantar ibu itu. Lambat laun kami saling cerita dan mengobrol, untuk meredakan suasana tegang. Aku pikir bahasa Inggris ibu itu sangat bagus dan enak didengar juga.  Di akhir percakapan ibu itu bertanya, “Nak tahu nggak bahasa Turkinya terimakasih?” Aku bilang teşekkür ederim. Mungkin kurang terdengar, akhirnya dia sodorkan hp dan memintaku mengetikkannya.

Jam 9 tepat kami dipersilakan masuk. Saat masuk kami melewati terowongan seperti di bandara, untuk mengecek apa mungkin kami membawa benda-benda tajam yg berbahaya/ tdk. pengantar pun dilarang masuk. Hp dan alat komunikasi lainnya pun wajib ditinggalkan. Sehingga saat kami masuk hanya membawa tas dan berkas2 yang diminta. Padahal aku sudah bawa kamera dan berencana ingin foto-foto di dalamnya (Hehe).

Aku selalu bersama Ibu Lona. Imas belum sampai juga. Saat itu masuk dua orang laki-laki, dan duduk di depan kami. Akhirnya aku tahu namanya mas Eric, satu laginya aku kurang tahu. Mereka mau apply S3 juga. Sama seperti Ibu Lona, jurusan nya pun sama. Keren lah, di situ sempat terharu juga. Bisa bertemu dengan orang-orang luar biasa. Mas yang tinggi bilang selagi ada kesempatan, harus dicoba. Dia S2 dulu beasiswa juga, ke Taiwan. Tapi katanya baru kali ini dia ikut beasiswa yang seleksinya diminta hadir ke kedutaan. Makanya dia bilang deg-degan juga (Mas deg-degan, apalagi saya? Huhu).  Ibu yang bertugas memanggil kami awalnya mengira aku anak Ibu Lona (Hm, ibu ada-ada aja? Saking imutnya ya Bu?)

Akhirnya kami dipanggil berdasarkan urutan hadir. Jadwal wawancara yang dikirim tidak berlaku. Artinya aku akan mendapat giliran kedua. sementara Ibu Lona masuk, aku melanjutkan ngobrol dengan mas-mas tadi. Gabung lagi, ada dua orang mas yang satu dari Unnes dan yang satu lagi bisa kutebak, dari ITB. Sama mereka pun apply S3. Sejauh ini yang kutemui kebanyaknnya S3.

Giliranku tiba. Aku masuk ke dalam ruangan. Di sana ada 2 orang laki-laki Turki. Alias Agabey. Dan satu orang Ibu dari Indonesia. Pertamakali aku diminta memperlihatkan berkas-berkas yang diminta dibawa. Setelah itu dia mulai berbicara dan memintaku memperkenalkan diri. Setelah dirasa cukup, dia bertanya mulai dari minat akau. mengapa memilih Turki, jurusan apa yang aku ambil, terus keadaan keluarga bagaimana. Dia juga bertanya darimana aku memperoleh info beasiswa, universitas pilihan pertamaku terletak di mana, seperti apa Istanbul, dan prestasi-prestasiku. Prestasi yang kutuliskan kebanyakan dari bidang menulis. Salah satu agabey  itu memintaku menjelaskan prestasiku di bidang essay competition yang mengangkat masalah pendidikan karakater, serta menjelaskan apa yang dimaksud program kreativitas mahasiswa. Setelah itu dia bilang cukup, dan memberitahuku “That’s good answer. Please be patient to wait the announcement & don’t forget to check Your email until next month…”

Artinya 1 bulan lagi, kabar itu akan segera tiba. Aku hanya bisa berdoa lagi, mudah-mudahan bisa mendapat kabar gembira. Karena aku sudah berusaha untuk menjawab sebaik-baiknya. Setelah selesai, aku pamit duluan sama mas-mas dan langsung menuju ke luar. Karena aku yakin teteh udah datang. Ternyata memang teteh sudah ada 🙂 Sebelum pelang, aku meminta untuk foto-foto dulu. Izin ke bapak satpam, terus difotoin sama beliau. Lumayan untuk jadi dokumentasi 🙂

Halaman Kedutaan Besar Turki
Halaman Kedutaan Besar Turki
Kedutaan Turki
Kedutaan Turki
Ben Türk elçiliği önünde oldu
Ben Türk elçiliği önünde oldu
Ben ve Kız kardeşi
Ben ve Kız kardeşi
Diposkan pada Turki

Wawancara Beasiswa Turki

Günaydın…. Sekarang sudah memasuki bulan Juli 2012. Kabarnya sidang bulan ini akan dibuka. Sampai saat sekarang yang daftar sudah agak medingan dibandingkan bulan lalu, hanya empat orang. Sudah agak lama juga saat apply beasiswa S2 Turki, masih belum ada kabar saat ini. Aku pun gencar membuka web nya. Karena semua pemberitahuan akan dikabarkan secara online. Selain itu ikhtiar aku kuatkan juga dengan menghubungi temanku di Turki (Hm, bisa dibilang teman gak ya? pasalnya dulu ketemu pas SMP tanding olim matematika. Dia lolos, dan aku nggak. Hehe). Dia bilang bulan Juni-Juli itu biasanya sudah ada informasi, tapi karena tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya makanya dia kurang tahu juga jadinya. tahun-tahun sebelumnya dia bilang beasiswa Turki dikelola Kementrian luar negeri. Sedangkan tahun sekarang langsung oleh kementrian pendidikan nya.

Hari ini adikku, Rahmi Rahmatillah sedang berkunjung ke kosan. Aku pun wanti-wanti padanya, sama teteh agar sesering mungkin mengecek emailku. Dengan harapan semoga ada Newbie…Saat itu aku pun mengecek web. Di web sekarang sudah ada perubahan. Bukan menyatkan beasiswa ditutup, tapi tertulis untuk daerah-daerah (lupa daerahnya) sudah mulai diberitahu pengumuman yang berhasil atau tidak. Wuih asli deg-degannya. Aku cek emai masih belum ada. Adikku langsung meyakinkan, mungkin Indonesia belum. Apalagi di web nya belum ada tulisan Indonesia. Akhirnya aku hanya bisa H2C (Harap-harap cicing…eits harap-harap cemas maksudnya). Adikku pulang siang harinya.

Sore hari, setelah ashar aku iseng membuka email lagi. Dan subhanallah, nggak nyangka sebuah Surat dari Turki datang ke inbox-ku. Intinya,  invitation untuk wawancara…Ini nih suratnya.

turki
Invitation Letter: Beasiswa turki

Di undangan itu tertulis, aku harus datang tanggaal 10 Juli ke kedutaan. Hari itu luar biasa aku bahagia. Meskipun aku tahu, artinya aku harus melewati tahapan seleksi kembali. Bismillah mudah-mudahan bisa. Aku pernah bermimpi juga, aku mendapat telepon dan di telepon itu seorang wanita berbicara bahasa Inggris dengan agak berat mengatakan “Congratulation,You Got this scholarship”. Mudah-mudahan mimpi ini menjadi kenyataan… ^_^