Diposkan pada Blog dan Media Sosial, Education, Palembang, PGRI, Self Improvement

Berbalab (Berbagi dan Berkolaborasi): Belajar Menyenangkan dengan Rumah Belajar

“Kita mungkin sering menduga, gaung kolaborasi merupakan dari bangsa luar. Padahal jauh sebelumnya, bangsa kita-nenek moyang kita sudah mengenal berkolaborasi, yaitu gotong royong” (Ki Hajar Dewantara)

Oleh: Novianti Islahiah, S.Pd., M.Ed (SMAN Sumatera Selatan)

Kegiatan Diseminasi. Dok: pribadi

Kutipan di atas saya dapatkan saat mempelajari modul-modul di program pendidikan guru penggerak. Ya, mungkin banyak di antara kita berpikir kolaborasi sebagai hal yang baru. Di mana istilah ini mulai digaungkan saat tuntutan abad ke-21 di mana salah satu dari 4C adalah colllaboration (kolaborasi). Kita harus bangga dengan leluhur kita. Gotong royong yang merupakan aktivitas kolaborasi merupakan ciri khas dan jati diri bangsa ini. Pada setiap pembelajaran, titik fokus berkolaborasi ini menjadi yang utama. Dengan berkolaborasi tentunya akan semakin banyak referensi dan praktik baik banyak dihasilkan.

Berbagi dan berkolaborasi ini pun menjadi tema pada pembaTIK level 4 tahun 2022 ini. Pembelajaran berbasis TIK memang sejalan dengan revolusi pendidikan 5.0 di mana teknologi menjadi alat dengan manusis yang memegang sistem utamanya. Alhasil, hampir semua di sektor pendidikan tidak terlepas dari penggunaan TIK. Di dalam pembelajaran pun banyak inovasi bermunculan berkaitan denggan TIK ini. Mulai dari dihasilkannya berbagai video pembelajaran, podcast, bahkan pembuatan edu game maupun virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Salah satu unsur pemerintah yang concern memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan untuk terus berinovasi dalam mengembangkan kemampuan TIK nya adalah PUSDATIN melalui kegiatan pembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) dengan rumah belajar sebagai platform untuk mengakomodasi kegiatan pembelajaran siswa, yang bisa dimanfaatkan pendidik ketika melakukan proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Kegiatan pembaTIK ini melalui rangkaian beberapa level dengan konsep scaffolding (pemberian bantuan kepada peserta didik selama tahap awal pembelajaran dan mengurangi bahan tersebut ketika peserta didik mampu mengerjakan sendiri). Rincian level kegiatan pembaTIK ini adalah sebagai berikut: level 1 (Literasi TIK), level 2 (Implementasi TIK), level 3 (Kreasi TIK) dan level 4 (Berbagi dan Berkolaborasi). Di setiap levelnya, ribuan pendidik maupun tenaga kependidikan bergabung mengikuti pelatihan ini dengan menyelesaikan pembelajaran di LMS (Leraning Management System) serta menyelesaikan tugas. Pada akhir level 4, terpilihlah 30 besar peserta terbaik di setiap provinsi untuk membagikan praktik baiknya. Berikut laporan saya terkait kegiatan diseminasi pembaTIK level 4 dengan topik berbagi dan berkolaborasi yang saya lakukan bersama Ibu Dian Ratna, M.Pd di SMAN Sumatera Selatan, tempat saya bertugas.

Kegiatan dilaksanakan di SMAN Sumatera Selatan (Ruang Erma’s Meeting Room) pada tanggal 28 Oktober 2022. Kurang lebih sebanyak 30 guru mengikuti kegiatan diseminasi ini. Sebelum kegiatan dimulai, dibuat flyer kegiatan yang dibagikan ke guru SMAN Sumsel melalui wa grup.

Flyer Diseminasi. Dok: pribadi

Pada kegiatan ini, kami mengenalkan fitur-fitur rumah belajar serta berbagi praktik baik mengenai pemanfaatan rumah belajar. Diawali dengan berbagi materi mengenai model-model pembelajaran inovatif dari Pusdatin Kemdikbud RI yang terdiri dari 7 macam model pembelajaran yakni :
1. Model pembelajaran Crossover Learning
2. Model pembelajaran permainan (Game Based Learning)
3. Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
4. Model pembelajaran berbasis penyelidikan penemuan (Discovery-Inquiry Learning)
5. Model pembelajaran Blended learning
6. Model pembelajaran Flipped Classroom
7. Model pembelajaran SOLE

Banyak yang belum familiar dengan crossover learning serta SOLE. Sehingga kami pun mengenalkan model-model tersebut dan memberikan tautan terkait model ini di rumah belajar, supaya rekan pendidik dan tenaga kependidikan bisa mempelajari lebih lanjut. Kemudian Bu Dian pun meneruskan dengan berbagi praktik baik model pembelajaran game based learning yang dipilihnya saat melaksanakan tugas pembaTIK level 3. Sementara saya berbagi video pembelajaran yang telah saya buat dan model pembelajaran doscovery inquiry learning. Berikut tautan video lengkapnya:

Tugas PembaTIK Level 3. Dok: Pribadi

Sementara untuk vlog mengenai kegiatan diseminasi sebagai tugas PembaTIK level 4, dapat dilihat pada tautan berikut:

Kegiatan Diseminasi PembaTIK level 4 tahun 2022. Dok: Pribadi

Diharapkan hasil dari kegiatan ini adalah semakin banyaknya inovasi guru dalam merancang pembelajaran berbasis TIK yang berpusat pada siswa. Sehingga digitalisasi pendidikan akan semakin teroptimalkan. Dengan bekal TIK yang kuat, kita sebagai guru akan semakin melek teknologi karena telah menerapkan literasi digital ini. Sehingga revolusi pendidikan 5.0 pun bisa tercapai. Dengan rumah belajar, belajar untuk kita semua! Kita bisa hadirkan fitur pembelajaran menarik dan segudang manfaat lainnya. Jadi, tertarik kah Anda menjadi bagian dari Rumah belajar?

#PusdatinKemendikbudristek #MerdekaBelajar #PembaTIK202 #DutaTeknologiKemendikbudristek #RumahBelajar2022  #PlatformMerdekaMengajar #BerbagiTIK

Diposkan pada Blog dan Media Sosial, Education, Kesehatan, Memories, Self Improvement

Hapus Stigma dan Diskriminasi untuk OYPMK! Inilah Dukungan Pemerintah untuk Peningkatan Taraf Hidupnya

Apa itu Kusta an OYPMK?

Halo semuanya! Pernahkah teman-teman mendengar tentang OYPMK ini? OYPMK merupakan singkatan dari Orang yang Pernah Mengalami Kusta. Kusta merupakan salah satu penyakit infeksi kronis yang menyebabkan lesi kulit dan kerusakan saraf. Sehingga tidak jarang OYPMK ini akan mengalami disabilitas.

Apakah Kusta ini Menular?

Banyak stigma negatif muncul di masyarakat terhadap penderita kusta dan OYPMK. Terutama karena melihat efek kusta yang mengakibatkan disabilitas, sehingga rasa takut akan tertular penyakit ini pun semakin besar. Kusta memang penyakit menular, namun penularannya adalah jika kita kita terkena droplet lendir secara terus menerus dalam waktu yang lama.

Bagaimana Konsekuensi Kondisi Disabilitas OYPMK di Kehidupan?

Dengan kondisi disabilitas ini, hampir semua OYPMK biasanya mengalami kesulitan dalam penerimaan pembukaan lowongan kerja. Hal ini menjadi perhatian besar bagi pemerintah, terutama untuk bisa mengubah stigma dan diskriminasi masyarakat serta bentuk dukungan bagi OYPMK.

Melalui acara talkshow ruang publik KBR yang dilaksanakan oleh NLR Indonesia dan kbr.id bekerja sama dengan Kemenko PMK pada tanggal 27 Juli 2022 lalu, dibahas mengenai dukungan pemerintah untuk peningkatan taraf hidup para OYPMK. Pada acara tersebut dihadirkan dua pembicara yang merupakan OYPMK berdaya. Yaitu Bapak Agus Suprapto, DRG. M.Kes yang merupakan deputi Bidang Koordinasi Peningkatan dan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK RI serta narasumber kedua yaitu Bapak Mahdis Mustafa, OYPMK berdaya yang merupakan supervisor cleaning service di PT. Azaretha Hana Megatrending yang sekarang sudah membawahi dua tim.

Pada sesi pertama Bapak Mahdis menceritakan bagaimana pengalaman nya dalam menghadapi stigma masyarakat yang masih memandang sebelah mata kepada para penderita kusta. Pada awalnya sesaat setelah Pak Mahdis mengalami sakit, ada organisasi masyarakat yang mendatanginya dan Pak Mahdis awalnya merasa apatis. Namun lambat laun ada motivasi intrinsik yang muncul pada dirinya untuk bisa menjadi lebih baik, yaitu dengan bisa diterima bekerja dan bisa beraktifitas. Akhirnya Pak Mahdis memberanikan diri untuk bisa bekerja, dengan membersihkan ruang kamar perawatannya sendiri. Beliau mengajukan dirinya siap bekerja meskipun tidak dibayar. Dari sinilah awal mulanya Pak Mahdis semakin dipercaya hingga menjadi supervisor cleaning service.

Sesi Talkshow dari NLR Indonesia dan kbr.id

Selanjutnya Pak Agus pun menyampaikan paparan mengenai stigma kusta yang terjadi di masyakat yang memang masih menganggap bahwa para penderita kusta ini sakit nya lama dan mengakibatkan disabilitas tadi, sehingga sudah pasti taraf hidup ekonominya sangat lah rendah. Inilah yang menjadi PR bagi Menko PMK untuk bisa terus melakukan perbaikan dan sosialisasi kesehatan. Karena kunci dari penyakit kusta ini berada pada isu kesehatan, selain genetika. Sehingga Pak Agus pun menekankan untuk tercapainya tujuan dalam minimalisasi kusta ini memang butuh kerja berbagai pihak secara bersama.

Pada talkshow pun diangkat bagaimana kesetaraan para OYPMK di kehidupan ini. Pak Agus meyakinkan bahwa OYPMK adalah orang yang sembuh yang haknya pun sama dengan orang normal. Sudah seharusnya setiap hak ini bisa untuk dipenuhi dan diperjuangkan.

Lalu bagaimana pandangan Pak Mahdis terkait stigma masyarakat terhadap OYPMK?

Menurut Pak Mahdis masyarakat memang sering menganggap OYPMK tidak mumpuni, tingkat pendidikan rendah, dan keterbatasan fisik. Itu adalah sebuah keterbatasan, namun jauh di balik keterbatasan tersebut, masyarakat harus mempertimbangkan motivasi OYPMK yang ingin terus belajar. Ketika OYPMK difasilitasi dan terus dibimbing untuk terus belajar, pasti mereka akan terus berusaha. Karena rata-rata memang benar OYPMK ini memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Dalam hal pekerjaan, Pak Mahdis pun menyatakan bahwa ketika melamar suatu pekerjaan, OYPMK memang perlu menyampaikan ke HRD bahwa mereka adalah OYPMK.

Terkait mekanisme kerja, bagaimana OYPMK diperlakukan?

Pak Mahdis menyatakan bahwa di awal memang ada OYPMK tidak diterima di divisi tertentu. Banyak yang merasa enggan dan takut memperkerjakan. Namun, dengan adanya sosialisasi, lambat laun terjadi perubahan. Perusahaan nya bekerja memperlakukan mereka sama seperti orang normal, tanpa ada perbedaan. Tidak pernah membedakan dari segi fisik, namun lebih mempertimbangkan ke segi kinerja Bahkan dengan keterbatasan mereka, mereka OYPMK ini dipermudah tanpa syarat yang ribet. Dari hal ini ada motivasi untuk terus memperlihatkan bahwa OYPMK ini bisa berprestasi dengan bertanggung jawab akan pekerjaannya.

Sementara di kalangan masyarakat umum, Pak Mahdis sendiri merasakan diskriminasi. Seperti saat akan naik angkot, dll. Awalnya beliau merasa sakit hati, namun lambat laun akhirnya beliau menerima dan menjawab semua cibiran dan diskiriminasi masyarakat dengan bentuk prestasi dan karya.

Di akhir talkshow, Pak Mahdis pun memberikan pesan kepada OYPMK untuk terus berkarya di dalam keterbatasan yaitu:

1.Tidak perlu memikirkan perkataan orang lain

Pak Mahdis menyemangati ketika mendengar misal saat melamar pekerjaan, OYPMK sering diragukan produktivtasnya, terjadinya di balik itu adalah ketakutan akan tertular, padahal OYPMK sudah benar-benar sembuh, di situlah diperlukan sikap untuk tidak mendengarkan perkataan mereka.

2. Menggali potensi diri

OYPMK selalu seperti dikucilkan dan mengalami diskriminatif, sehingga sudah sepatutnya gali potensi diri yang ada. Apakah menjadi supir, membuka usaha jahit, dan lain-lain. Yang penting temukan dan gali potensi diri.

3. Terbuka

Terbuka dan berani menyatakan diri bahwa pribadi nya adalah OYPMK. Lebih baik berterus terang saat pertama melamar pekerjaan ke HRD nya. Supaya perusahaan pun terbantu dan bisa memilih posisi yang tepat untuk OYPMK itu sendiri. Sehingga OYPMK bisa bekerja sama dengan rekan kerja lainnya, daripada dianggap berbohong , dianggap tidak berkompeten dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah.

Semoga taraf hidup OYPMK semakin lebih baik. Kita pun sebagai masyarakat bisa turut serta dengan menghilangkan diskriminasi pada OYPMK ini.

Diposkan pada Blog dan Media Sosial, Buku dan Cerita, Education, Palembang, Self Improvement

Hobi Baca Buku? Yuk Kenalan Lebih Jauh Dengan Forum Buku berjalan!

Membaca adalah jendela dunia. Setuju gak, teman-teman? Kalau aku sih yes 😀 Karena membaca sangat terasa manfaatnya. Kita bisa mengetahui informasi dan kabar dari negeri yang jauh dari tempat kita dengan cara membaca. Baik itu dari buku, surat kabar, dan lain-lain. Nah, bagi teman-teman yang sangat hobi membaca, sudah tahu belum ya ada satu komunitas keren yang sangat concern dengan buku ini, dan komunitas ini sangat unik. Saya mengenal komunitas ini secara tidak disengaja di instagram. Karena melihat program dan manajemennya yang menarik, saya pun terus ingin mengenal lebih jauh komunitas ini. Namanya adalah “Forum Buku Berjalan.” Ayo, apa yang terbersit di benak teman-teman semuanya ketika saya katakan forum buku berjalan? Apa iya buku bisa berjalan? Seperti apa sih forum nya? Lau apa saja kegiatan di forum tersebut? Yes, berikut selengkapnya!

Yuk Kenalan Dengan Forum Buku Berjalan

Komunitas pecinta buku, literasi, budaya dan selalu konsisten agar kebermanfaatan buku ini terus terasa mengawali lahirnya forum buku berjalan ini. Forum buku berjalan ini ternyata sudah ada sejak 2 tahun lalu, tepatnya pada 23 April 2020 yang bertepatan dengan Hari Buku Se-Dunia. Uniknya nama komunitas ini memang menjadi sebuah semangat agar buku-buku bisa terus ‘berjalan’ dan dirasakan manfaatnya melalui beragam kegiatan yang ada di komunitas ini.

Memang Ada Kegiatan Apa Saja di Forum Buku Berjalan?

Ternyata untuk mewujudkan tekad agar manfaat buku ini terus berjalan, banyak kegiatan yang telah dirancang kegiatan ini. Diantaranya adalah tukar buku, ulas buku, bahkan ada webinar juga. Selain itu ada juga program donasi atau hibah buku.

Siapa sih Pemrakarsa Forum Buku Berjalan Ini?

Kalau ditanya siapa di balik terbentuk hingga berjalannya forum buku berjalan ini adalah berkat kerja cerdas dari wonder women berikut:

Wanita Hebat Di Balik Layar Suksesnya Buku Berjalan. Sumber: bukuberjalanindonesia.blogspot.com

Bagaimana Keanggotan Pada Forum Buku Berjalan Ini?

Forum buku berjalan memiliki anggota di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh hingga Maluku Utara. Sebanyak 44 anggota tergabung di WA Grup. Kegiatan anggota forum buku berjalan ini masih daring. Namun, forum buku berjalan sudah merencanakan untuk bisa membuat keanggotan per regional. Harapannya adalah manfaat buku bisa semakin dirasakan orang banyak.

Ini Dia Beberapa Kegiatan Forum Buku Berjalan Secara Detail:

  1. Tukar Buku

Konsep tukar buku ini adalah kalian bisa memilih apakah mau tukar milik, tukar pinjam, atau hibah adopsi. Dilaksanakan rutin sebulan sekali mealui platform IG dan juga WA Grup.

2. Bicara Buku

Nah, apa sih bicara buku ini? Kegiatan ini dilaksanakan dua pekan sekali di WA Grup. PIC kegiatannya langsung community managernya loh.

Bicara Buku. Sumber: bukuberjalanindonesia.blogspot.com

3. Ulas Buku

Beda dengan bicara buku, pada ulas buku ini setiap anggota diwajibkan membaca dan mengulas minimal satu buku i IG.

4. Kelas Buku

Nah kalau yang ini kegiatannya bertujuan untuk menambah dan memperkaya literasi baca tulis dan soft skill. Kelas buku ini diadakan dua bulan sekali. Platform yang digunakan pun variatif, ada menggunakan zoom, wa grup, ig live, dll.

5. Temu Buku

Ini kegiatan yang cukup unik, yaitu membaca buku di waktu bersamaan selama 15 menit secara virtual, kemudian setiap peserta membagikan hasil bacaannya. Pelaksanaanya masih tentatif, sekitar 1-2 bulan sekali.

6. Donasi Buku

Dari namanya saja sudah terlihat jelas bahwa donasi buku adalah program mendonasikan buku kepada TBM mitra buku berjalan. Selain menerima buku, juga ada donasi uang yang digunakan sebagai ongkos kirim buku.

Selain itu, forum buku berjalan pun aktif berkontribusi di dunia blog. Dengan membuat tulisan terkait tema yang diberikan. mekanismenya adalah para kontributor dapat memilih satu topik setiap awal bulannya.

Gimana, keren-keren kan programnya forum buku berjalan ini? Yuk, untuk mengenal lebih jauh teman-teman bisa kepo di @bukuberjalan.id atau di bukuberjalanindonesia.blogspot.com 🙂

Diposkan pada Buku dan Cerita, Education, Memories, Overseas, Self Improvement

Pengalaman Lolos Beasiswa Microcredential LPDP ke Harvard Graduate School of Education

Assalamualaikum, semuanya. Mengawali tahun 2022, ini tulisan yang ingin saya bagikan yaitu terkait pengalaman mengikuti seleksi beasiswa microcredential LPDP untuk GTK. Mengapa saya tulis? Karena saat mau ikut seleksi ini, saya googling untuk tahu tips dan pengalaman yang lolos sepertinya belum ada. Semoga artikel ini membantu bagi teman-teman Bapak/Ibu guru yang nantinya berminat mengikuti short course dengan beasiswa microcredential LPDP ini.

Snowy scenes from... - Harvard Graduate School of Education | Facebook
Harvard Graduate School of Education. Dokumentasi: HGSE

Tahun 2021 lalu, beasiswa ini dibuka dari tanggal 2 Mei hingga Oktober. Di laman LPDP serta kemdikbud ada info mengenai khusus GTK ini. Yaitu berupa beasiswa short course dengan lama kuliah sekitar 3-6 bulan secara daring dan sifatnya adalah non degree (tanpa gelar). Mungkin teman-teman bertanya untuk apa kalau tanpa gelar? Saya teringat salah satu kutipan luar biasa dari Guru Penggerak yang saya dampingi, yaitu Pak Irsadi Farista. Beliau berkata jadi guru itu harus terus belajar. kalau berhenti belajar, guru harus berhenti mengajar. Oleh karena itu upgrade ilmu pengetahun itu sangat penting dan jangan puas dengan ilmu yang telah kita pelajari. Apalagi pas saya baca daftar universitas tujuan program ini semuanya di luar negeri. Meskipun secara daring, kapan lagi saya bisa belajar dengan para dosen dari luar dan difasilitasi beasiswa LPDP pula. Akhirnya saya menekadkan hati untuk mengikuti program ini. Bismillah, mantap mendaftar.

Saya pun baca semua persyaratan. bapak/ Ibu guru bisa buku web LPDP atau klik https://beasiswa.kemdikbud.go.id/assets/syarat/non_degree/gtk/gtk_program_beasiswa_microcredential.pdf untuk mengetahui info secara rinci. Jika kita klik menu daftar di laman tersebut, secara otomatis akan masuk ke laman SSO dapodik kita. Di sana kita diminta melengkapi data berikut, yaitu:

  1. Lengkapi profil
  2. Pilih Universitas tujuan
  3. Unggah berkas
  4. Verifikasi berkas

Untuk berkas yang diminta adalah:

  1. LoA dari kampus tujuan

Berdasarkan daftar univ dari LPDP yang menyelenggarakan program microcredential adalah sebagai berikut:

a. Cambridge Professional Development Qualifications, University of Cambridge

b. Intenational Baccalaureate (IB) Professional Development

c. Intenational Baccalaureate (IB) ASCD PD Online Course for Teachers and Educators

d. Teacher College, Columbia University Reading & Writing Institutes

e. Online Professional Development Programs, Harvard Graduate School of Education

f. Graduate School of Education Professional Learning, Stanford University

g. Online Graduate Specializations Certificates, College of Education, Michigan State University

h. Online Professional Learning Programs, School of Education, University of Wisconsin-Madison

i. Online Learning & Certificates, School of Education, University of Michigan

j. Online Professional Development Course, Monash University

k. Non-degree Programs, University of Michigan, Ann Arbor

l. Non-degree Professional Development, University of Virginia

m. Practitioner Professional Development, University of Cambridge (PPD)

n. Centre for the Enhancement and Teaching & Learning, The University of Hongkong

dari ke-14 daftar univ ini saya putuskan untuk mencoba mendaftar di Harvard Graduate School of Education dengan mengambil CAEL sebagai course saya. Kurang lebih tiga minggu proses untuk bisa mendapatkan LoA di kampus ini. Mulai dari membuat akun, mengisi isian esai dan wawancara tertulis seperti mengapa saya memilih course ini dan apa impact terhadap pekerjaan saya dengan mengikuti course ini. Alhamdulillah 3 pekan dan akhirnya surat cinta lewat email pun datang yang menyatakan saya diterima.

LoA dari HGSE. Dokumentasi: Pribadi

Selanjutnya saya harus membayar tuition fee, dan dari kampus memberikan invoice nya. Untung ada jangka waktu, karena tidak mungkin saya bayar duluan. Lumayan SPP nya $1995, berapa bulan gaji ini hhe.

2. Transkrip nilai asli/ legalisir

Di unggahan ini sudah jelas kita unggah transkrip nilai pendidikan terakhir kita

3. Sertifikat TOEFL

Di program beasiswa ini permintaan TEOFL nya minimal 550 ITP. Bagi Bapak/ Ibu guru yang lebih prefer TOEIC atau TOAFL diperbolehkan juga. IELTS apalagi sangat boleh.

4. Surat izin mendaftar beasiswa dan izin dari atasan

Untuk jenis surat ini saya meminta bapak kepala Sekola. Terima kasih untuk Head departemen saya yaitu Ibu Devi dan principal di sekolah yaitu Pak Iswan yang telah memberikan izin saya untuk bisa mencoba ikut seleksi beasiswa ini. Untuk PNS mungkin sebaiknya dikomunikasikan juga ke dinas. Meskipun program nya daring, alangkah lebih baiknya untuk memberikan pemberitahuan juga.

5. Surat keterangan sehat

Untuk surat ini saya membuat surat keterangan sehat di Puskesmas, biayanya tidak terlalu mahal hanya Rp 35000 saja sekalian kita cek kesehatan.

6. Surat pernyataan

Untuk surat ini sudah diberikan template nya oleh LPDP, kita tinggal mengisi dan membubuhkan tanda tangan di atas materai.

7. Surat rekomendasi dari kampus asal

Nah ini saya agak kesulitan. Kampus asal saya di luar dan ketika menghubungi pihak kampus sistem di LN adalah kita minta rekomendasi dari professor pembimbing, dan saat itu saya kesulitan untuk mengontak sensei saya. Sehingga saya lampirkan surat pemberitahuan dari kampus. Nekad sih, tapi bismillah.

Alhamdulillah saya unggah semuanya, beberapa pekan kemudian ada email masuk dan saya tidak menyadarinya, karena email dapodik jarang saya buka. Hingga pihak GTK menelpon saat saya sedang makan siang. Awalnya saya kira pihak asuransi yang beberapa hari ini menelpon terus untuk menwarkan pendaftaran polis ke saya, sudah agak males-males ngangkat, dan ternyata beliau bilang dari GTK Kemdikbud. Beliau menyatakan program microcredential saya di HGSE akan dibiayai beasiswa. Haadzaa min fadhlii rabbii..”ini adalah karunia dari Allah”

Awal Januari ini saya mengecek email dan alhamdulillah SPP saya sudah dibayar penuh. Tinggal saya belajar di program ini mulai 7 Februari hingga 1 Mei nanti. Bismillah.

HGSE Payment. Dokumentasi: Pribadi.

Oh, iya dana LPDP nya mencover apa sajakah? Berdasarkan info di laman nya yaitu:

  1. Dana Pendidikan
    a. Dana Pendaftaran
    b. Dana SPP
    c. Dana Tunjangan Buku
  2. Dana Pendukung
    a. Dana Asuransi Kesehatan
    b. Dana Hidup Bulanan

Ya Allah mudah-mudahan berkah dan amanah. Semoga emak-emak seperti saya bisa menyelesaikan program ini dengan baik. Aamiin.