Diposkan pada Haji, Jepang, Memories, Palembang, Travelling

Perjalanan Singkat ke Baitullah: Anugerah dan Kontemplasi Kehidupan

Bismillahirrahmanirrahiim….

Mama saya sering bercerita tidak pernah merasa cemburu dengan kisah perjalanan orang-orang yang pergi ke Eropa, jalan-jalan ke Jepang, atau menghabiskan uang di Amerika. Tapi mama selalu merasa cemburu jika ada yang baru pulang dari tanah haram. Sebegitu cintakkah orang-orang pada Rabb-Nya, sehingga mama saya sampai merasa seperti itu? Bahkan banyak para tukang dagang yang penghasilannya pas-pasan, seperti mati-matian menyisihkan uangnya hanya agar bisa menyempurnakan rukun islamnya. Mengapa? Selalu saya bertanya seperti itu, sampai saya akhirnya tersadar.

IMG_9366
Di halaman masjid Nabawi. Dok: pribadi

Ternyata memang benar. Perjalanan ke baitullah, yang saya dan suami rasakan di tahun 2018 lalu, singkat namun selalu terkenang. Bahkan diri ini selalu berdoa agar bisa kembali ke sana, memperbaiki setiap niatan yang kurang, memperbaiki setiap rangkaian manasik yang masih fasik. Ya Rabb, 20 hari di Tanah haram ternyata sangat sebentar. Hamba menyesal karena masih belum bisa menghindari rasa keluh kesah, amarah, dan gundah. Masih banyak hal duniawi yang memalingkan diri, di saat seharusnya khusuk beribadah nafsi.

Semoga ada kesempatan lagi untuk diri ini kembali menjadi tamu-Mu, Ya Rabb. Sampai saat itu tiba, in sya Allah setiap hal yang pernah saya jalani di sana akan menjadi kontemplasi diri untuk terus berishlah memperbaiki diri. Hamba sangat bersyukur di tahun 2018, penuh anugerah dan nikmat yang Karuniakan.

Kisah yang sempat saya bagikan bersama Mba Nurin Ainistikmalia di #CollaborativeBlogging semoga bermanfaat untuk semuanya yang membaca dan mencari info terkait haji. Berikut daftar tulisan terkait kisah saya selama collaborative blogging:

1. Prosedur Berangkat Haji dari Jepang: Apa yang harus Dipersiapkan?

2. Mengurus Vaksin Meningitis dan Influenza untuk Berhaji dari Jepang: Ribet Gak?

3. Galau Takut Haid Saat Pergi Haji dari Jepang, Pil Haid Perlukah?

4. Satu Kisah di Masjidil Haram: Saat Menanti Ismail Gate

5. Berumrah dan Haji dari Jepang, Selalu Terkenang

6. Akibat Tersasar, Akhirnya Bekunjung ke Perpustakaan di Masjidil Haram

7. Satu Kisah di Masjidil Haram: Masmuki?

8. Prosesi Haji: Mina, Arafah, Muzdalifah

9. Menjadi Lidah Arab Selama di Mekkah, Kembali Meng-Indonesia di Madinah

10. Refleksi Haji: Meneladani Pengorbanan Seorang Ibu

11. Mengenang Perjuangan Rasul: Berkunjung ke Gua Hira, Jabal Nur, dan Jabal Rahmah

12. Tempat Belanja di Mekkah dan Madinah

13. Madinah dan Pengalaman Masuk Taman Surga Raudhoh

14. Sightseeing di Madinah: Masjid Kuba, Kebun Kurma, Masjid Qiblatain, dan Jabal Uhud

Yuk, kita intip tulisan penutup Mba Nurin di sini.

Sampai berjumpa di kisah lainnya 🙂

Penulis:

Hello, Assalamualaikum. My name is Novianti Islahiah. Full time mom, full time student. I am graduate student in Hiroshima University at educational development, under Shimizu sensei supervision (Science education lab). I continue my master study here with scholarship from my government, Indonesia Endowment Fund for Education (LPDP). My undergraduate university is Indonesia University of Education as known as UPI, Bandung. My the best experience in teaching when I was in East Aceh along 1 year, to become SM-3T teacher in remote area. Now, I am a married woman with Mr. Rizal, and we have one son, Muhammad Afnan Hashif. His age is 17 months. Be happy always :)

Tinggalkan komentar