Diposkan pada Haji, Jepang, Memories, Palembang, Travelling, Uncategorized

Info Haji dari KMII Jepang

Mudahnya pergi haji dari Jepang, ternyata belum terlalu diketahui banyak orang terutama warga Indonesia yang sedang bermukim di Jepang sana. Padahal ternyata info haji dari Jepang ini difasilitasi dengan sangat baik. Mulai dari travel penyelenggara yang menyediakan informasi secara lengkap via media sosial, web, ataupun kita bisa mengontak langsung via email ataupun telpon. Dan ternyata KMII (Keluarga Masyarakat Islam Indonesia) di Jepang, yang berpusat di Shinagawa, Tokyo turut serta berbagi info tentang haji dari Jepang ini. Kita bisa membuka web nya di http://www.kmii-jepang.net/haji/faq-haji/ atau ada info secara lengkap di fb KMII-Jepang. Silakan untuk selalu memantau informasi dari media-media tersebut. 🙂

Diposkan pada Jepang, Memories, Overseas, Travelling, Turki, Uncategorized

Camii Mosque: Beautiful Mosque with Turkish Culture in Japan

Bismillahirrahmanirrahiim…

53352587_2330104383875538_2819830129302175744_n
Interior ruangan bagian atap masjid. Dok: Rahmi Rahmatillah

Sepertinya di tanah air, sedang rame-ramenya pemberitaan artis terkenal yang menikah di masjid Camii (東京ジャーミイ), Jepang. Nah, di postingan kali ini saya akan berbagi tentang gambaran masjid Camii ini. Masjid Camii ini terletak di Shibuya, Tokyo. Masjid terbesar di Jepang, dengan bangunan unik nan cantik ala gaya arsitek Turki. Alamat masjid ini di 1-19 Oyama-cho, Shibuya-ku, Tokyo 151-0065, JAPAN.

af51162f-b8d5-4b65-aef8-b733d0950476
Dok: Rahmi Rahmatillah

Waktu itu kami mengunjungi masjid ini saat ke Tokyo di musim panas tahun  2017 lalu. Konon pada awal berdirinya masjid ini bergabung dengan sekolah yang berdekatan dengan masjid ini yaitu pada tahun 1938 oleh para imigran Baskhir dan Tatar asal Rusia yang datang ke Jepang. Jika kita lihat gaya arsiteknya, memang khas Turki. Ornamen yang cantik dan indah dan beberapa hiasan kaligrafinya.

53152882_383559499107523_3806445758564007936_n
Di dalam masjid. Dok: Rahmi Rahmatillah

52893689_588648528265907_7660225295135277056_n52884277_638340453284489_8815845198845181952_n

53761169_538136643345371_1825310656409108480_n
Di pintu masuk ke ruang souvenir. Dok: Rahmi Rahmatillah

Saat kami ke sini, kami naik JR Lokal Chiyoda line dari stasiun Shibuya (setelah melihat hachiko) untuk kemudian berhenti di stasiun Yoyogi-uehara. Dari stasiun kami berjalan sekitar 5 menit untuk sampai ke masjid. Untuk area wudhu kami harus turun ke lantai bawah, yang dari luar penampakannya tidak seperti arah toilet. Dan untuk perempuan, tempat salatnya di lantai atas. Dilarang makan, minum, dan tidur di masjid ini. Ada hal menarik lainnya yaitu disediakannya pakaian tertutup, dan kain untuk penutup sebagaimana hijab yang harus digunakan pengunjung yang belum berbusana sesuai aturan islam.

52956293_412768952625037_8885050182979289088_n
Masjid Camii dari Seberang Jalan. Dok: Rahmi Rahmatillah
53160411_300345627293544_3710852040096743424_n
Baju yang harus dikenakan pengunjung bila berbusana minim. Dok: Rahmi Rahmatillah
53397856_361810197998739_3595785970701565952_n
Tangga ke bawahnya menuju toilet. Dok: Rahmi Rahmatillah
53323518_609811802815436_9092238778273103872_n
Tempat donasi dan kain penutup kepala. Dok: Rahmi Rahmatillah

Lalu berdekatan dengan masjid, ada tempat souvenir dan ruangan seperti perapian dengan bendera Turki dan Jepang yang dipasang berdampingan. Bahkan disediakan kumpulan doa dalam bahasa Inggris, Arab, Turki dan Jepang. Dan ada kartu pos cantik ala masjid Camii di tempat souvenir ini. Alhamdulillah, semoga bisa kembali ke tempat ini lagi nantinya.

52918142_818296438503414_4042254843392294912_n
Masih di ruang souvenir. Dok: Rahmi Rahmatillah
53192456_372773709985330_734663690808197120_n
Bendera Jepang-Turki. Dok: Rahmi Rahmatillah
53531860_291199024908717_705245402508558336_n
Ruang perapian ala Turki di ruang souvenir. Dok: Rahmi Rahmatillah

Diposkan pada Jepang, Memories, Travelling

Menjelajah Yufuin Floral Village: The England Atmosphere Hidden in Japan

Bismillahirrahmanirrahiim…

Kali ini saya ingin berbagi kisah perjalanan ke salah satu tempat keren di daerah Yufuin, Oita. Ya, sebelum saya pulang ke Indonesia saya menjelajah daerah Kyushu menggunakan Kyushu JR Pass untuk bisa pergi ke beberapa tempat di area Kyushu dengan biaya transportasi lebih murah. Dan kali ini, saya ingin bercerita tentang Yufuin Floral Village. Sebuah desa dengan atmosfer bernuansa Inggris. Ketika berada di sini, kita berasa masuk di negeri dongeng Inggris seperti Peter Rabbit, Kiki’s bakery, dll.

W7X394dx
Yufuin Floral Village

Di manakah letaknya tempat cantik ini?

Letaknya yaitu di 湯布院町川上1503-3 (Yufuin machi) Buka dari Senin-Minggu dari jam 09.30-17.30 JST. Tepatnya Yufuin ini di daerah Oita.

Bagaimana Caranya Menuju ke Sana?

Dari Fukuoka (Hakata eki) kita harus menggunakan kereta ke arah Oita. Saat itu agar lebih murah, adik menyarankan untuk membeli JR Kyushu Rail Pass. Caranya mudah, tinggal beli di eki. Khusus untuk pelajar dan para pemegang visa turis, Sehingga saat itu saya dan adik serta mama, bisa membeli JR Kyushu rail pass ini.

Sementara untuk Afnan belum perlu karena masih berusia 2 tahun. Jika mempunyai tiket ini, kita bisa menggunakannya sepuasnya di area Kyushu selama 3 atau 5 hari, tergantung pilihan tiket kita saat membeli. Kami memutuskan untuk memilih tipe yang 3 hari, karena kemungkinan bisa berjalan-jalan sebelum pulang di 3 hari tersebut. Dan kami hanya memilih jenis tiket untuk Kyushu bagian utara saja seharga JPY 8500 atau sekitar Rp 900.000 an. Karena akan digunakan ke Mojiko, Yufuin, Huis Ten Bosch, dan di daerah sekitaran Fukuoka.

DSCF3396
Kursi di Kereta Sonic yang Harus Kami Putar Arahnya

Setelah membeli tiket tersebut, kami tinggal naik kereta. Saat itu dari Kyushukodaimae eki, stasiun terdekat dari universitas dan apato adik, kami menggunakan kereta lokal ke Kokura, dan jenis keretanya mirip sonic yang cepat. Di Kokura, kami harus membalikkan arah kursi sendiri. Baru setelah itu perjalanan panjang hingga ke Oita. Di Beppu, Oita kami berpindah ke kereta yang lebih kecil yaitu kereta lokal ke Yufuin. Sepanjang perjalanan, suasana pedesaan banyak kami temui. Banyak stasiun kecil juga yang terlihat kuno, namun antik. Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya kami sampai di Yufuin. Ternyata ada kereta antik mahal yang bisa kita gunakan juga ke Yufuin ini. Namun memang harus bayar lagi, karena tidak termasuk di tiket JR Kyushu rail pass.

Dan inilah Yufuin…

X5QenMclbd_zboBd5Tt9jQhZdqNd-RLv

Cantik

Unik

Antik…

Yuk, yang ada rencana ke Jepang. Singgah di Yufuin ini…

 

 

Diposkan pada Haji, Jepang, Memories, Palembang, Travelling

Perjalanan Singkat ke Baitullah: Anugerah dan Kontemplasi Kehidupan

Bismillahirrahmanirrahiim….

Mama saya sering bercerita tidak pernah merasa cemburu dengan kisah perjalanan orang-orang yang pergi ke Eropa, jalan-jalan ke Jepang, atau menghabiskan uang di Amerika. Tapi mama selalu merasa cemburu jika ada yang baru pulang dari tanah haram. Sebegitu cintakkah orang-orang pada Rabb-Nya, sehingga mama saya sampai merasa seperti itu? Bahkan banyak para tukang dagang yang penghasilannya pas-pasan, seperti mati-matian menyisihkan uangnya hanya agar bisa menyempurnakan rukun islamnya. Mengapa? Selalu saya bertanya seperti itu, sampai saya akhirnya tersadar.

IMG_9366
Di halaman masjid Nabawi. Dok: pribadi

Ternyata memang benar. Perjalanan ke baitullah, yang saya dan suami rasakan di tahun 2018 lalu, singkat namun selalu terkenang. Bahkan diri ini selalu berdoa agar bisa kembali ke sana, memperbaiki setiap niatan yang kurang, memperbaiki setiap rangkaian manasik yang masih fasik. Ya Rabb, 20 hari di Tanah haram ternyata sangat sebentar. Hamba menyesal karena masih belum bisa menghindari rasa keluh kesah, amarah, dan gundah. Masih banyak hal duniawi yang memalingkan diri, di saat seharusnya khusuk beribadah nafsi.

Semoga ada kesempatan lagi untuk diri ini kembali menjadi tamu-Mu, Ya Rabb. Sampai saat itu tiba, in sya Allah setiap hal yang pernah saya jalani di sana akan menjadi kontemplasi diri untuk terus berishlah memperbaiki diri. Hamba sangat bersyukur di tahun 2018, penuh anugerah dan nikmat yang Karuniakan.

Kisah yang sempat saya bagikan bersama Mba Nurin Ainistikmalia di #CollaborativeBlogging semoga bermanfaat untuk semuanya yang membaca dan mencari info terkait haji. Berikut daftar tulisan terkait kisah saya selama collaborative blogging:

1. Prosedur Berangkat Haji dari Jepang: Apa yang harus Dipersiapkan?

2. Mengurus Vaksin Meningitis dan Influenza untuk Berhaji dari Jepang: Ribet Gak?

3. Galau Takut Haid Saat Pergi Haji dari Jepang, Pil Haid Perlukah?

4. Satu Kisah di Masjidil Haram: Saat Menanti Ismail Gate

5. Berumrah dan Haji dari Jepang, Selalu Terkenang

6. Akibat Tersasar, Akhirnya Bekunjung ke Perpustakaan di Masjidil Haram

7. Satu Kisah di Masjidil Haram: Masmuki?

8. Prosesi Haji: Mina, Arafah, Muzdalifah

9. Menjadi Lidah Arab Selama di Mekkah, Kembali Meng-Indonesia di Madinah

10. Refleksi Haji: Meneladani Pengorbanan Seorang Ibu

11. Mengenang Perjuangan Rasul: Berkunjung ke Gua Hira, Jabal Nur, dan Jabal Rahmah

12. Tempat Belanja di Mekkah dan Madinah

13. Madinah dan Pengalaman Masuk Taman Surga Raudhoh

14. Sightseeing di Madinah: Masjid Kuba, Kebun Kurma, Masjid Qiblatain, dan Jabal Uhud

Yuk, kita intip tulisan penutup Mba Nurin di sini.

Sampai berjumpa di kisah lainnya 🙂